Thursday, November 2, 2017

Pengalaman Menyeramkan Tinggal di Rumah Angker



Ketika usiaku sekitar 8/9 tahun kami pindah ke perumahan di pangkalan udara Flour Bluff diluar Corpus Cristi, Texas (ayahku adalah seorang tentara angkatan laut). Entah kenapa aku dan kakakku tidak menyukai tempat ini. Kami berdua memiliki perasaan seperti sedang diawasi. Muncul suara dan bau secara acak yang aneh. Kami biasanya mendengar suara orang sedang mengobrol. Memang tidak terlalu keras untuk mengerti apa yang sedang diobrolkan tapi cukup keras untuk terdengar sebagai percakapan.

Di tempat ini kami berbagi kamar untuk beberapa waktu. Saat malam tiba, kami mendengar suara ketukan yang berirama teratur. Hal itu membuat kami berteriak untuk menyuruhnya berhenti. Terkadang akhirnya berhenti, atau menjadi semakin kencang seperti sedang mengejek kami.
Kakakku ketakukan hingga dia tidur di kamar orang tua kami. Aku sendiri merasa  lemas dan ketakutan ketika hal-hal tersebut terjadi, sehingga aku hanya berbaring dengan mata tertutup dan berpura-pura tidur di kamar, meskipun kakakku bersikeras untuk keluar dari kamar.

Kami tiba-tiba melihat bayangan yang bergerak. Suatu kejadian yang benar-benar tidak kulupakan ketika melihat sesosok bayangan yang aku yakin adalah hantu.Tetapi orang tua kami tidak percaya itu dan malah menyalahkan kami karena berkata hal-hal yang tidak-tidak. Tetapi aku yakin saat itu orang tuaku mendengar atau melihat penampakan tersebut juga, tapi entah mengabaikannya seperti orang dewasa umumnya, atau tidak peduli dengan hal tersebut untuk tidak menakuti anak-anak.

Aku ingat ketika mengunjungi kakekku di Florida saat musim panas. Tentu aja aku sangat senang bisa keluar dari tempat itu. Suatu ketika aku berdiskusi panjang dengan ibuku, yang dimulai dengan kutanyakan apa artinya paranoid dan aku memberitahunya jika mungkin saja aku mengalami gangguan kejiwaan. Sejak saat itulah ibuku mulai menanggapi ‘keluhanku’ lebih serius. Ya, bayangkan saja anak 10 tahun memberitahumu kalau dia paranoid, melihat dan mendengar ‘sesuatu’, tentu saja itu tidak akan menyenangkan untuknya. Ayah masih mengabaikannya, menganggap itu hanyalah imajinasi yang berlebihan.

Kondisi seperti ini tetap berjalan untuk beberapa saat. Semua kejadian aneh tetap saja terjadi. Kakakku menginjak usia remaja dan membutuhkan kamarnya sendiri. Jadi aku pindah ke kamar yang dulunya ruang komputer. Komputer ruangan masih ada karena mungkin akan berguna suatu saat nanti.

Kami mempunyai anjing bernama Sally, yang aku ajak kedalam kamar ketika aku tidur sendirian. Dia membuat aku tetap ‘aman’ dan ‘waras’. Tapi Sally tahu ada yang tidak beres. Dia tidak pernah berjarak lebih dari satu kaki dariku. Dia tidur di kasurku, bermain di bak mandi saat aku mandi. Dia selalu dekat denganku. Pada beberapa kesempatan saat aku di ruang tersebut, dia terkadang menggeram pada kloset, pada jendela atau pada pojok kamar. Aku benar-benar yakin Sally ‘menjagaku’ dari ‘sesuatu’ yang marah atau ‘sesuatu’ yang jahat. Dialah penyelamatku dan aku akan terus mengenangnya.

Pada suatu malam musim panas, Sally membangunkanku. Dia berusaha masuk kedalam selimut, mencakar dan menyundul-mendesak. Telinga Sally mengarah kebelakang, rambutnya berdiri, badannya bergetar dan dia seperti merengek. Sesuatu membuatnya mengalami ketakutan yang sangat. Aku juga ikut merasakan ketakutannya. Aku menutup mataku dan berpura-pura kami di tempat lain. Aku berusaha untuk kembali tidur.

Proses tidur teganggu lagi pada malam itu. Aku terbangun karena keadaan yang hiruk-pikuk.  Jendela di belakang kasurku tertutup rapat. Aku membuka mataku karena terkejut untuk sesuatu yang tidak terduga. Komputer tua itu MENYALA !!. I (komputerku saat itu masih jadul dan menggunakan DOS). Untuk anak-anak, tidak ada graphic interface saat itu. Untuk membuka program harus mengetik melalui perintah-perintah yang rumit. Saat itu tiba-tiba keyboard mulai menekan tombolnya sendiri secara acak, dan terlihat pada layar monitor. Tentu saja aku langsung berteriak histeris ketakutan. Aku kemudian menangis berharap ayah dan ibu datang. Ibu mengira aku sedang dibunuh ketika itu terjadi.

Ayahku (yang seorang skeptis akan hal-hal gaib) langsung datang. Dia melihat komputer itu. Dia melihat hasil ‘ketikan’ muncul di layar. Dia mendengar bunyi tombol keyboard yang tertekan. Meski terkejut dia langsung mengarah ke power supply dan mematikannya. Komputer tetap hidup untuk beberapa detik, tetapi terasa seperti lama sekali. Ketika layar mati muncullah suara gaduh. Aku masih dapat mendengarnya ketika sendirian dalam gelap. Itu adalah suara rintihan, seperti seseorang sedang dicekik dengan paru-paru yang penuh terisi air. Itu adalah kejadian paling menakutkan yang pernah terjadi. Setelah itu keyboard berhenti dan bersamaan dengan skeptisme ayahku.

Beberapa hari kemudian beberapa petugas angkatan datang berkunjung. Salah satu dari mereka adalah seorang psikolog anak dan yang seorang lagi adalah pendeta. Mereka berbicara padaku dan kakakku bergantian. Akhirnya kami membicarakan tentang penampakan yang kami liat dalam rumah tersebut. Pendeta itu terlihat tertarik. Selain itu kami juga mendapat kunjungan dari beberapa psikolog dari rumah sakit. Setelah itu kami tinggal di sebuah penginapan untuk berakhir pekan di pantai, dan saat itu benar-benar aman dan damai.

Kami akhirnya tidak menempati rumah itu lagi. Dan kebetulan, setelah berbicara pada pendeta dan dokter pihak angkatan laut memberikan orang tuaku ganti rugi untuk rumah tersebut. Ternyata keluhan tentang ‘kejadian’ tersebut tidak hanya datang dari kami. Selama bertahun-tahun telah ada benyak keluhan pada rumah, area pelayar, dan seluruh bagian pangkalan tersebut. Dan kejadian yang kami alami mungkin merupakan yang terburuk. Bagian perumahan kemudian dibongkar ulang setelah kami pindah dari sana.


Bertahun-tahun kemudian ketika internet semakin berkembang aku melakukan penelitian bersama kakakku. Ternyata pada awal tahun 1900an, lokasi tersebut pernah dihantam oleh angin topan. Itu merupakan salah satu  kejadian kehilangan nyawa paling besar dalam sejarah Amerika. Dan daerah tempat kami tinggal sebelumnya memiliki ratusan korban jiwa dari angin topan tersebut. Menurutku, suara rintihan yang aku dengar besama ayahku berasal dari arwah penasaran dari korban yang tenggelam. Aku masih dpat mendengarnya, dan itu membuatku menggigil dan merinding setiap kali mengingatnya.

(Cerita ini merupakan penuturan kisah nyata yang dibagikan di salah satu forum internet)

0 comments:

Post a Comment